Dukungan Global Terbelah, Perang Proxy Mengancam Stabilitas Regional
Konflik India-Pakistan: AS dan Rusia Dukung India, China dan Turki di Pihak Pakistan

Ilustrasi Kekuatan Perang India Vs Pakistan, Gambar: Tvone
SIGAPNEWS | Jakarta - Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak setelah serangan teroris di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 warga sipil pada 22 April 2025. India dan Pakistan semakin memanas setelah India melancarkan serangan ke Kashmir melalui operasi militer pada Rabu (7/5/2025).
India menuduh kelompok militan yang berbasis di Pakistan sebagai dalang serangan tersebut dan melancarkan operasi militer bernama "Operation Sindoor" yang menargetkan infrastruktur militan di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Sebagai respons, Pakistan melancarkan serangan balasan, termasuk serangan drone dan rudal yang menargetkan instalasi militer India. Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India dan beberapa drone, meskipun klaim ini belum dikonfirmasi oleh pihak India.
Konflik ini menarik perhatian internasional, dengan negara-negara besar menunjukkan dukungan yang terbelah. Amerika Serikat dan Rusia secara terbuka menyatakan dukungan mereka terhadap India, sementara China dan Turki menunjukkan solidaritas dengan Pakistan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden China, Xi Jinping, dalam pertemuan di Moskow, menegaskan pentingnya stabilitas strategis global dan menyatakan keprihatinan mereka terhadap eskalasi konflik di Asia Selatan. Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdo?an, menawarkan bantuan mediasi untuk meredakan ketegangan antara India dan Pakistan.
Konflik ini juga berdampak pada sektor penerbangan, dengan lebih dari 430 penerbangan dibatalkan dan 27 bandara di India ditutup hingga 10 Mei 2025. Maskapai internasional seperti Lufthansa dan Singapore Airlines mengalihkan rute mereka untuk menghindari wilayah udara Pakistan.
Dengan kedua negara memiliki senjata nuklir dan dukungan dari kekuatan global yang berlawanan, komunitas internasional menyerukan de-eskalasi segera untuk mencegah konflik yang lebih luas.
Editor :Tri Joko
Source : Berbagai Sumber