Bisa Deteksi Pesawat Tempur Australia, Pantau Udara Ibu Kota Singapura dan Malaysia
Dunia Terkesima, Indonesia Produksi Radar GCI Dengan Jangkauan 450 Km

Tampak contoh Radar GCI yang dipamerkan pada Pameran Alutsista di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
JAKARTANEWS - Gandeng perusahaan ternama Prancis, Thales, PT LEN Industri, perusahaan BUMN Indonesia berencana membuat Radar Ground Controlled Interception (GCI)
Radar GCI yang akan digarap PT LEN Industri dan Thales Prancis, sebelumnya jadi salah satu rangkaian alutsista yang dipamerkan pada Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan 2022.
Dikutip Zonajakarta.com dari akun Instagram PT Len Industri @lenindustri, perusahan bumn Indonesia itu baru saja mengumumkan kerjasama penting dengan perusahaan Thales, lewat sebuah unggahan pada beberapa waktu lalu.
"Len dan Thales baru saja melakukan penandatanganan kerja sama pemenuhan 13 Radar GCI (Ground Controlled Interception) untuk Kemhan RI serta penandatanganan dimulainya aktivitas pendefinisian concrete action untuk merealisasikan Head of Agreement dari Strategic Partnership antara Len-Thales di tujuh area potensial.
Radar GCI ini merupakan bagian dari program command, control, communication, computer, intelligence, surveillance and reconnaissance (C4ISR).
Radar jenis GCI ini dilengkapi command and control.
Saat beroperasi, pengontrol radar GCI dapat memberikan panduan dan pengawalan bagi pesawat tempur dalam rangka pencegahan maupun pencegatan.
Dengan kemampuan tersebut, radar GCI memiliki peran penting dalam membangun Network Centric War (NCW).
Yaitu sebuah metode peperangan berbasis komunikasi dan konektivitas jaringan data secara real-time dari markas ke unit tempur dan sebaliknya.
Mencegat pesawat musuh memerlukan identifikasi visual menggunakan pesawat pencegat atau buru sergap.

Dalam menjalankan tugasnya, pesawat ini membutuhkan peran GCI sebagai pemandu radar yang merupakan salah satu alutsista utama dalam operasi pertahanan udara.
Rencana besar PT LEN Industri dan Thales Prancis rupanya menyedot perhatian dunia.
Pabrikan peralatan C4ISR Indonesia PT LEN telah menyelesaikan kontrak dengan Thales, dengan industri pertahanan milik negara Indonesia memegang Defend ID untuk memperkuat kemampuan pertahanan udara kedaulatan negara.
Kesepakatan itu, yang ditandatangani di markas besar Thales di Paris pada 17 Mei, termasuk radar pengawasan udara Thales GM403 dan sistem SkyView C2 .
Sistem baru akan dipasang di seluruh kepulauan Indonesia selama beberapa tahun dan akan memberikan negara kemampuan untuk mendeteksi ancaman dari jet, rudal, helikopter dan UAS.
Thales akan membangun radar, dan C2 dan PT Len akan membangun stasiun radar. Perusahaan Indonesia juga akan menyediakan instalasi dan integrasi sistem dan mengelola pekerjaan sipil untuk program tersebut.
Beberapa komponen radar akan diproduksi secara lokal oleh PT Len dan proyek tersebut akan melibatkan transfer teknologi radar," tulis Shephardmedia.com dalam artikelnya.
Tak cuma itu, Rusia bahkan ikut terkesima dengan radar GCI yang akan dibuat PT LEN dan Thales Prancis.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari artikel terbitan Regnum.ru pada 25 Mei 2022 lalu, dimana media Rusia tersebut ikut heboh memberitakan niat Indonesia dan Prancis memproduksi radar GCI.
"Dalam produksi radar ini, PT Len Industri bekerjasama dengan perusahaan ternama Prancis Thales. Wakil Menteri Pertahanan RI Muhammad Herindra mengatakan kerja sama antara kedua perusahaan tersebut adalah untuk memproduksi 13 modul radar.
'Kerja sama ini sangat positif untuk meningkatkan kapabilitas industri pertahanan dalam negeri kita,' kata PT Len Industri dalam keterangannya," tulis Regnum.ru.
Media Rusia tersebut lantas membahas kehebatan radar GCI yang akan menjaga langit Indonesia.
"Dalam dunia militer, radar GCI merupakan salah satu alat pertahanan utama yang fungsinya dapat diibaratkan sebagai 'mata' pertahanan.
Dengan jangkauan yang bisa mencapai 450 km, radar jenis ini berperan dalam memberikan pengawalan bagi pesawat pencegat dan pencarian pesawat dalam misinya," lanjut media Rusia tersebut
Jika radar GCI dipasang di Kota Ambon, Maluku maka pergerakan pesawat tempur Australia dari Pangkalan Militer Darwin bisa dideteksi dan dipantau dari Indonesia.
Demikian pula jika radar GCI ini dipasang di Pekanbaru, Riau maka bisa dipantau wilayah udara di atas Ibu Kota Singapura dan Malaysia. (TJ)
Editor :Tri Joko
Source : Berbagai Sumber Media