Kebangsaan, SDM dan Kesehatan Jadi Sorotan Rakornas III LDII
Dukung Asta Cita, Pengurus Ponpes Minhaajurrosyidin Ikut Sukseskan Rakornas III LDII 2025

Tampak Dahnil Anzar Simanjuntak (tengah) didampingi Ketum DPP LDII KH Chriswanto Santoso (kiri) pada Acara Rakornas di Grand Ballroom Minhaajurrosyidin, Jakarta, Sabtu (23/8/2025). Foto: KIM DPP LDII
SIGAPNEWS | Jakarta - Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyidin menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) yang digelar di Grand Ballroom Minhaajurrosyidin, Jakarta yang berlangsung selama tiga hari, Jumat hingga Minggu, 22–24 Agustus 2025.
Kegiatan ini diikuti sekitar 315 peserta dari pengurus harian DPP LDII, Dewan Penasihat Pusat, serta jajaran pengurus harian Dewan Pengurus Wilayah (DPW) LDII dari 37 provinsi se-Indonesia.
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menekankan pentingnya sinkronisasi program kerja hingga ke tingkat paling bawah, yakni Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC).
“Hasil evaluasi kami, program kerja DPP LDII sudah bisa dijalankan dengan baik oleh DPD di kabupaten/kota. Namun di tingkat PC dan PAC belum merata. Ini tantangan yang harus terus diperbaiki,” ujarnya.
Ia menegaskan, PC dan PAC merupakan garda terdepan yang memahami kondisi lingkungan strategis masyarakat. Karena itu, peran mereka sangat penting dalam mendukung program pemerintah terkait isu kebangsaan, peningkatan kualitas SDM, hingga masalah kesehatan.
Dalam Rakornas III ini, Chriswanto menyebutkan tiga fokus utama yang menjadi bahasan, yakni kebangsaan, peningkatan kualitas SDM, dan kesehatan. Tiga isu tersebut juga selaras dengan Asta Cita Pemerintah.
“Problem kebangsaan masih berkutat pada moderasi beragama dan toleransi. Di bidang SDM, pemerintah tengah mengupayakan Sekolah Rakyat dan Makan Bergizi Gratis. Sementara di kesehatan, isu stunting dan pemeriksaan kesehatan memerlukan percepatan,” jelasnya.
Chriswanto menambahkan, berbagai tantangan itu harus dijawab dengan sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat.
“Dalam konsep masyarakat madani, ormas adalah mitra pemerintah untuk menjangkau masyarakat yang tidak tersentuh pembangunan. Namun kami juga punya keterbatasan. Tanpa dukungan otoritas, percepatan program kerja kami akan terkendala,” imbuhnya.
LDII sendiri telah melaksanakan program dalam delapan bidang pengabdian untuk bangsa. Di bidang kesehatan, LDII membantu program vaksinasi Covid-19 dengan memanfaatkan gedung dan fasilitas majelis taklim.
“Di Jakarta Timur, kami membantu vaksinasi 200.000 warga. Di seluruh Indonesia, kantor dan fasilitas LDII menjadi lokasi vaksinasi,” ungkap Chriswanto.
Untuk bidang pendidikan, LDII membentuk Pendidikan Dasar Kepamongan guna membangun moralitas anak didik dan penyelenggara pendidikan. Di bidang kebangsaan, LDII menginisiasi Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK), Silaturahim Kebangsaan, sosialisasi Bela Negara, serta program nasionalisme lainnya.
“Rakornas III kali ini akan digabung dengan SVK bekerja sama dengan Lemhannas. Kami menempatkan kebangsaan sebagai program prioritas pertama dalam Delapan Bidang Pengabdian LDII. Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI bagi kami adalah final. Itulah komitmen LDII untuk melanggengkan keberadaan negara-bangsa Indonesia,” tegasnya.
Pada hari kedua, Sabtu (23/8/2025), panitia Rakornas menghadirkan tiga pembicara eksternal yaitu Pemerhati Politik Pertahanan, Kejaksaan Agung dan Gubenur Lemhanas.
Pemateri Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak, SE selaku pemerhati politik pertahanan sekaligus Juru Bicara Presiden Prabowo dan Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) RI dalam paparannya bertajuk “Politik Pertahanan Indonesia: Strategi Menuju Kedaulatan Nasional yang Berkelanjutan”.
Dahnil menegaskan bahwa pertahanan negara tidak hanya bertumpu pada kekuatan militer, melainkan juga menyangkut aspek non-militer.
"Pertahanan suatu negara mencakup dua bidang. Pertama, non-militer, meliputi ketersediaan pangan, air bersih, energi, penguasaan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi yang menjadi kebutuhan mendasar kedaulatan bangsa. Kedua, militer, yang menyangkut kekuatan alutsista, kesiapan prajurit serta doktrin pertahanan nasional sebagai benteng terakhir dalam menjaga kedaulatan negara," ungkap Dahnil.
Dari pihak tuan rumah, tampak hadir jajaran Pengurus Ponpes Minhaajurrosyidin, antara lain Ketua Umum Yayasan Marsma TNI (Purn) KH Sukur, Ketua Ponpes KH Chairul Baihaqi, Sekretaris Ponpes H. Ujang Saepudin, serta Pengasuh Ponpes KH Abdussalam dan KH Nanang Achmad.
Selain itu, hadir pula undangan dari organisasi mitra, di antaranya perwakilan Pengurus Besar (PB) PERSINAS ASAD yaitu Deni Rahmat Banani, Triyanto Atmo Wiyono dan Ramdan Joko Mulyawan. Dari Pengurus Pusat (PP) Senkom Mitra Polri hadir Tri Joko, Dadang Rohiman dan Jumanto.
Rakornas yang melibatkan peserta dari 37 provinsi ini menjadi momentum penting bagi LDII untuk memperkuat konsolidasi nasional. (TJN)
Editor :Tri Joko
Source : Humas Ponpes Minhaajurrosyidiin dan KIM LDII