Pedoman Baru Pelatihan Penanggulangan Bencana dari BNPB
Senkom Jatim Hadiri Sosialisasi Peraturan BNPB Nomor 2 Tahun 2025 di Mojokerto

Tampak Dra. Eni Supartini, M.M. (kanan) Tenaga Ahli BNPB sebagai moderator bersama 3 orang Narasumber Kompeten dalam acara Sosialisasi Peraturan BNPB Nomor 2 Tahun 2025 di di Hotel Ayola Sunrise, Mojokerto, Rabu (1/10/2025).
SIGAPNEWS | Mojokerto - Pengurus Provinsi (Pengprov) Senkom Mitra Polri Jawa Timur menghadiri sosialisasi Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Pelatihan Penanggulangan Bencana. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Ayola Sunrise, Mojokerto, Rabu (1/10/2025),
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025 di Mojokerto, Jawa Timur.
Ketua Senkom Jatim, Maun Toredjo, yang hadir bersama Sekretaris Wahjoe Soetiono, menegaskan bahwa keterlibatan Senkom dalam agenda tersebut menjadi wujud komitmen organisasi untuk terus memperkuat kapasitas dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
“Sosialisasi ini penting bagi kami karena memberikan pemahaman lebih komprehensif mengenai regulasi terbaru di bidang pelatihan kebencanaan. Dengan demikian, Senkom Jatim dapat berperan lebih aktif dalam mendukung pemerintah, khususnya BNPB dan BPBD, dalam upaya pengurangan risiko bencana,” ujar Maun.
Ia menambahkan, Peraturan BNPB Nomor 2 Tahun 2025 menjadi pedoman penting bagi penyelenggaraan pelatihan kebencanaan, mulai dari standar kompetensi, mekanisme pelaksanaan, hingga penguatan jejaring lintas sektor.
.jpg)
“Harapannya, semua elemen masyarakat, termasuk organisasi mitra Polri seperti Senkom, dapat terlibat lebih sistematis dalam penanggulangan bencana,” imbuhnya.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidang kebencanaan, di antaranya Joko Sri Wismoko, SE., M.Si (Kepala Bidang Program dan Evaluasi Pusdiklat PB BNPB) serta Dr. Kheriawan, MM (Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana BNPB) yang memberikan materi utama.
Selain itu, hadir pula Ir. Fatchul Hadi, Dipl. HE selaku praktisi kebencanaan yang bertindak sebagai penanggap, serta Dra. Eni Supartini, M.M., Tenaga Ahli BNPB, yang memandu jalannya acara sebagai moderator.
Dalam paparannya, Dr. Kheriawan menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam menghadapi bencana. Ia menyinggung peristiwa gempa bumi berkekuatan 6,5 magnitudo yang mengguncang perairan Sumenep, Selasa malam (30/9), sebagai contoh perlunya kesiapan masyarakat.
“Kita tidak bisa memilih bencana, tetapi kita bisa menyiapkan diri agar tidak menjadi korban. Kuncinya adalah latihan dan peningkatan kapasitas. Saat bencana terjadi, yang utama adalah tidak panik, mengetahui prosedur keselamatan, dan mampu melindungi diri,” jelasnya.
Kheriawan juga menekankan pentingnya membangun budaya kesiapsiagaan sejak dini melalui pendidikan dan pelatihan, baik bagi anak-anak maupun masyarakat umum. Ia mencontohkan Jepang yang mampu menekan jumlah korban gempa berkat edukasi kebencanaan yang konsisten dan berkesinambungan. (SFY/TJN)
Editor :Tri Joko
Source : Humas Senkom Jatim