Dewan Pers: Kecerdasan Buatan Bisa Jadi Peluang dan Ancaman Bagi Pers
Dewan Pers: Kecerdasan Buatan Bisa Jadi Peluang dan Ancaman Bagi Pers

Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi Dewan Pers Tri Agung Kristanto saat memberikan keterangan pers kepada media. (Foto: Faqihu Sholih)
Sigapnews I Jakarta - Perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin pesat dan mulai menyentuh berbagai sektor, termasuk dunia jurnalistik. Hal itu diungkapkan Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi Dewan Pers Tri Agung Kristanto di Kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (9/5).
“Dalam peringatan World Press Freedom Day 2025 yang diselenggarakan oleh UNESCO di Brussel, isu ini menjadi salah satu poin yang dibahas, khususnya soal apakah AI menjadi peluang atau justru ancaman bagi masa depan pers,” ujarnya.
Tri menyebut, bagaimana AI saat ini mampu membantu pekerjaan jurnalistik. Bahkan, AI juga mampu menulis berita secara mandiri. Menurutnya, hal itu menciptakan tekanan tersendiri bagi jurnalis yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
“Kalau wartawan tidak mengembangkan dirinya, tidak turun ke lapangan, selesai sudah. Akan kalah dengan AI,” tegasnya.
Meski begitu, lanjut Tri, kekhawatiran tetap ada. Salah satunya adalah fitur AI Overview yang sedang diuji coba oleh Google. Fitur ini menyajikan ringkasan informasi langsung pada mesin pencarian tanpa perlu pengguna mengklik tautan berita.
“Kalau fitur ini benar-benar diterapkan di Indonesia, media berbasis page views akan terpukul keras. Kita bisa kehilangan 60% bahkan 80% pendapatan dari iklan,” tambahnya.
Ia menambahkan, dalam forum itu disimpulkan bahwa AI bisa menjadi media kolaboratif yang memperkuat media, bukan menggantikannya.
“Kuncinya, wartawan harus adaptif dan fokus pada hal-hal yang tidak bisa digantikan mesin. AI bukan akhir dari pers, tapi ujian dan peluang untuk bangkit dan berinovasi,” tutup Tri.
Editor :Tri Joko