Tawarkan Strategi 5 Pilar agar Koperasi Merah Putih Berdampak Nyata bagi Rakyat
Andri Krisnanto: Ekosistem Investasi dan Kolaborasi Kunci Sukses Koperasi Merah Putih

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang telah diresmikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto, Senin (21/7/2025). Gambar: Kantor Staf Presiden RI
SIGAPNEWS | Jakarta - Pemerintah meluncurkan program besar bertajuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang ditandai dengan peresmian kelembagaan 80.081 koperasi desa dan kelurahan oleh Presiden RI Prabowo Subianto, Senin (21/7/2025) di Koperasi Merah Putih Bentangan, Klaten, Jawa Tengah.
Program ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang bertujuan mendorong kemandirian ekonomi desa, memperluas pemerataan, serta membebaskan masyarakat dari kemiskinan.
“Pada hari ini kita meluncurkan kelembagaan 80 ribu Koperasi Desa dan Koperasi Kelurahan Merah Putih, tepatnya 80.081 koperasi,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya di Klaten.
Sebanyak 13 kementerian dan dua lembaga, termasuk pemerintah daerah, turut dilibatkan dalam percepatan implementasi program tersebut. Setiap koperasi mendapat dukungan pendanaan maksimal Rp3 miliar melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank-bank BUMN seperti BRI dan Mandiri, dengan total potensi investasi mencapai Rp240 triliun, selain dukungan dari Dana Desa dan APBN.
Pakar keuangan dan investasi Andri Krisnanto menyambut positif program ini, namun menegaskan pentingnya ekosistem pendukung yang solid dan tata kelola profesional agar koperasi tidak sekadar menjadi formalitas.
“Koperasi Merah Putih hanya akan berdampak jika ditopang ekosistem investasi dan tata kelola profesional. Di sinilah peran industri keuangan dan BUMN menjadi krusial,” ujar Andri dalam wawancara terpisah, Rabu (23/7/2025).
.jpg)
Strategi Modular Pemanfaatan Dana Koperasi
Andri memaparkan lima strategi utama pemanfaatan dana koperasi agar dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi:
1. Unit Produksi Lokal: seperti pengolahan hasil tani, dapur UMKM, dan cold storage.
2. Digitalisasi Manajemen: lewat aplikasi koperasi, transparansi keuangan, dan pelatihan SDM.
3. Kemitraan Pasar: distribusi produk strategis ke e-commerce dan BUMN.
4. Dana Bergulir Internal: pembiayaan anggota koperasi untuk melawan rentenir dan pinjol.
5. Monitoring dan Akuntabilitas: evaluasi melalui dashboard dan audit rutin.
“Kalau koperasi mampu mengelola dana sebagai portofolio usaha, bukan sekadar anggaran belanja, kita bisa dorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan resilien,” tegas Andri.
Jika strategi ini dijalankan secara konsisten, Andri memperkirakan program ini dapat membuka 1,6 juta lapangan kerja, menyumbang Rp120 triliun terhadap PDB setiap tahun, serta menurunkan angka kemiskinan absolut hingga 1,2 juta jiwa dalam 3 tahun.
Kolaborasi Tiga Pilar: Koperasi, Swasta dan BUMN
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keberhasilan Koperasi Merah Putih sangat tergantung pada kolaborasi tiga pilar utama: koperasi sebagai pengelola usaha lokal dan kanal distribusi, swasta sebagai penyedia teknologi dan pelatihan, serta BUMN sebagai pemodal dan pembina kelembagaan.
“Kolaborasi ini bukan tambahan, tapi prasyarat. Kita bicara transformasi struktural, koperasi sebagai laboratorium ekonomi rakyat,” tegas Andri yang juga menjabat sebagai CEO PT RNA Kapital Manajemen.
Menurutnya, koperasi ke depan tidak lagi berfungsi seperti toko kelontong tradisional, melainkan dapat bertransformasi menjadi simpul distribusi strategis untuk pupuk, LPG 3 kg, sembako, logistik, hingga layanan keuangan dan apotek obat murah.
Andri pun menyebut bahwa bila koperasi dapat mengelola bisnis logistik secara profesional, tingkat pengembalian investasi (ROI) bisa mencapai 5–10% dan bahkan hingga 20% jika menggunakan sistem otomatisasi. (TJ)
Editor :Tri Joko
Source : Andri Krisnanto