Ketua DEKS BI Imam Hartono: 1.032 Usaha Pesantren Wujud Ekonomi Syariah yang Tumbuh Nyata
Ponpes Minhaajurrosyidiin Hadiri Silaturahim Pesantren ISEF 2025, Dukung Penguatan Ekonomi Syariah

Pimpinan Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin Jakarta, H. Ujang Saepudin, ST (ke-4 kiri) bersama Gubenur BI Perry Warjiyo dalam kegiatan Silaturahim Pesantren ISEF 2025 di Masjid Baitul Ihsan, Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa
SIGAPNEWS | Jakarta - Pimpinan Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin Jakarta, H. Ujang Saepudin, ST dan H. Bambang Sumadi menghadiri kegiatan Silaturahim Pesantren dalam rangka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, yang diselenggarakan di Masjid Baitul Ihsan, Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/10/2025).
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Pimpinan Ponpes Minhaajurrosyidiin hadir bersama 15 santri sebagai bentuk partisipasi aktif dalam memperkuat sinergi pesantren untuk kemandirian ekonomi umat. Kehadiran mereka menjadi bagian dari upaya membangun jejaring dan kolaborasi antar pesantren dalam ekosistem ekonomi syariah nasional.
Acara yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta ini dihadiri oleh 461 peserta, terdiri dari anggota Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren), pimpinan pesantren, santri, serta perwakilan lembaga mitra. Selain peserta luring, kegiatan ini juga diikuti secara daring oleh sekitar 40 kantor perwakilan Bank Indonesia beserta mitra pesantren di berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, Imam Hartono, menyampaikan perkembangan program pemberdayaan ekonomi pesantren yang menjadi bagian penting dari penguatan ekonomi syariah nasional.
Imam Hartono menjelaskan, hingga tahun 2025 telah terimplementasi 1.032 unit usaha pesantren di berbagai sektor, dengan sebaran 50% di Pulau Jawa, 20% di Sumatera, dan 25% di kawasan timur Indonesia. Dari jumlah tersebut, 88% bergerak di sektor pertanian serta makanan-minuman halal, sementara 12% di sektor lain seperti multimedia, konveksi dan jasa.
“Bank Indonesia terus mendorong penguatan kapasitas pesantren melalui program capacity building, digitalisasi usaha dan tata kelola, serta fasilitasi pembiayaan syariah baik dari perbankan maupun lembaga non-bank. Pesantren memiliki potensi besar menjadi motor penggerak ekonomi umat,” ujar Imam Hartono.
Menanggapi hal tersebut, H. Ujang Saepudin, ST, selaku Sekretaris Ponpes Minhaajurrosyidiin, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Bank Indonesia dalam memperkuat ekosistem ekonomi syariah berbasis pesantren.
“Kami menyambut baik program Bank Indonesia yang mendorong pesantren menjadi pelaku aktif dalam ekonomi syariah. Pesantren hari ini bukan hanya pusat pendidikan dan dakwah, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi umat. Melalui forum seperti ISEF ini, kami semakin yakin bahwa kemandirian ekonomi pesantren dapat tumbuh nyata dan berkelanjutan,” tutur H. Ujang Saepudin.
Kegiatan tersebut turut menghadirkan KH. M. Hasib Wahab Hasbullah, Ketua DPP HEBITREN, sebagai pembicara utama, serta sejumlah narasumber inspiratif dari pesantren pelopor ekonomi syariah nasional.
Acara ditutup dengan arahan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yang menegaskan pentingnya peran pesantren dalam memperkuat ekonomi halal, keuangan syariah dan ketahanan ekonomi umat sebagai bagian dari visi besar Indonesia menuju Global Islamic Economic Hub.
Kehadiran Ponpes Minhaajurrosyidiin dalam ajang ISEF 2025 menjadi wujud nyata dukungan terhadap gerakan “Sinergi Pesantren untuk Kemandirian Ekonomi Umat”, sekaligus bentuk komitmen untuk berkontribusi dalam memperkokoh pilar ekonomi syariah yang berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia. (TJ)
Editor :Tri Joko
Source : Humas Ponpes Minhaajurrosyidiin