Sabrina Puti Chantika: Perjalanan Menuju Prestasi Akademik dan Kompetisi

Keterangan Foto: Puti (paling kanan) bersama teman-temannya dalam kegiatan berbagi
JAKARTA SIGAPNEWS.CO.ID | Bogor – Setiap kemenangan dalam kompetisi bukan hanya sekadar medali atau penghargaan, tetapi juga bukti dari usaha dan perjuangan panjang. Bagi Sabrina Puti Chantika, itulah cara pandang dan sikap yang sudah diusahakannya untuk menjadi siswi yang maju dan berprestasi. Puti adalah siswi SMA Islam Al-Azhar BSD@Cileungsi, yang ada di Bogor, Jawa Barat. Kesibukan sekolah dan fasilitas apa saja yang ada menurut siswi ini harus digunakan dengan maksimal dan sebaik-baiknya. Setiap masalah dan tantangan, adalah peluang baginya.
“Ada rasa bangga, lega, dan syukur setelah melalui proses yang penuh tantangan. Bukan hanya hasil akhirnya yang penting, tetapi juga pengalaman dan pelajaran yang didapat,” ujarnya.
Puti mungkin saja siswi yang sama dengan siswa-siswi lainnya, tapi dia berusaha melakukan kerja-kerja yang bukan hanya bergelut pada pemenuhan aktualisasi diri saja, tapi juga terlibat di kegiatan-kegiatan berdampak sosial. Ia telah menorehkan berbagai prestasi, di antaranya:
1. Medali Emas dalam National English Olympiad Sains Pelajar (2023)
2. Finalis di Olimpiade Matematika Nasional (2022)
3. Peserta finalis di Olimpiade Bahasa Indonesia Nasional – LKP Pakar Akademi (2022)
4. Kompetitor dalam NASIONAL ISLAMIC COMPETITION – AON (2022)
5. Finalis di MALAKA Islamic Competition – LKP (2022)
6. Peserta dalam finalis Lomba Pendidikan Agama Islam se-Daerah (2021)
Tantangan di Setiap Langkah
Menghadapi berbagai kompetisi tingkat nasional bukan hal yang mudah. Salah satu tantangan terbesar bagi Puti adalah mengatur waktu antara sekolah, latihan, dan kehidupan pribadi.
“Kadang ada rasa minder melihat peserta lain yang hebat, tapi saya belajar bahwa kompetisi bukan hanya soal menang, melainkan bagaimana kita bisa berkembang,” kata Puti.
Selain itu, tekanan mental juga menjadi tantangan tersendiri. Saat berkompetisi di National English Olympiad Sains Pelajar (2023), Puti harus menghadapi lawan-lawan tangguh dari berbagai daerah.
“Ada momen di mana saya hampir menyerah, tetapi saya memilih untuk tetap fokus dan akhirnya berhasil meraih medali emas,” ungkapnya.
Strategi Persiapan Menuju Kesuksesan
Puti percaya bahwa persiapan bukan sekadar menghafal materi, tetapi membangun mental dan strategi yang tepat. Ia selalu menyusun rencana belajar sistematis, berdiskusi dengan mentor, dan menjaga keseimbangan antara latihan dan istirahat.
“Ketika mental dan fisik dalam kondisi prima, hasilnya pun bisa lebih maksimal,” tuturnya.
Dukungan Keluarga dan Sekolah, untuk Berdampak bagi Masyarakat Sekitar
Di balik setiap pencapaiannya, ada dukungan besar dari keluarga dan sekolah. Ia juga sering terlihat membagikan nasi kotak, hingga sembako di daerah sekitar tempatnya tinggal, atau daerah padat seperti Cileungsi, di Kabupaten Bogor.
Di perhentian lampu merah Cibubur, hingga di halte daerah sekitarnya ia dan beberapa temannya sering melakukan aksi galang bantuan untuk mereka yang tak punya. Menurutnya, prestasi akademik saja tidak cukup disebut sukses. Sesungguhnya berdampak untuk orang lain itulah juga hal yang sangat penting.
“Keluarga adalah support system terbesar saya. Mereka selalu memberi motivasi dan memastikan saya tetap sehat selama berlatih. Dan saya juga diajari untuk saling memperhatikan orang-orang yang kurang beruntung di luar sana.
Sebetulnya, kita bisa melakukan yang kita bisa untuk berdampak buat masyarakat sekitar. Tidak hanya memikirkan diri sendiri. Kalo menurut saya, ya.” katanya saat diwawancara. Selain itu, sekolah juga memberikan bimbingan dan fasilitas yang mendukungnya untuk terus berkembang. Selain aktivitas sosial yang dilakukannya.
Menyeimbangkan Akademik dan Kompetisi
Dengan berbagai kompetisi yang diikuti, Puti harus memiliki manajemen waktu yang baik. Ia selalu menentukan prioritas dan menjaga keseimbangan antara belajar, kompetisi, dan waktu istirahat.
“Pikiran yang terlalu terbebani justru bisa menurunkan performa. Jadi, penting untuk tetap menjaga keseimbangan,” jelasnya.
Mengatasi Rasa Gugup dan Tekanan Kompetisi
Sebagai seorang kompetitor, Puti juga pernah mengalami rasa gugup dan stres sebelum bertanding. Namun, ia memiliki cara sendiri untuk mengatasinya.
“Persiapan yang matang adalah kunci utama. Saya juga sering melakukan teknik pernapasan dan visualisasi untuk menenangkan diri,” katanya. Dengan fokus pada proses, bukan sekadar hasil, ia bisa tampil lebih percaya diri.
Pesan untuk Siswa yang Ingin Berprestasi
Puti percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berprestasi asalkan mau berusaha dan tidak mudah menyerah.
“Jangan takut gagal, karena dari kegagalan kita bisa belajar dan tumbuh. Yang terpenting adalah terus mencoba, menikmati proses, dan tetap percaya pada diri sendiri,” pesannya.
Dengan dedikasi, ketekunan, dan dukungan dari lingkungan sekitar, Puti telah membuktikan bahwa setiap impian bisa diraih dengan usaha yang maksimal. (JSN)
Editor :Syarif Hidayatullah